Kamis, 10 Maret 2011

Arsitektur Taman Khas Jepara

Prinsip dasar taman Jepara adalah miniaturisasi dari lanskap atau pemandangan alam Jepara.
Taman Jepara dahulunya hanya di bangun di areal keraton, dan yang diperbolehkan masuk hanya keluarga Raja, fungsi taman tersebut untuk sarana hiburan serta untuk menyegarkan pikiran. Ornamen pada taman Jepara dahulu hanya menerapkan konsep arsitektur tradisional.
Kini taman Jepara lebih mengarah keminiatur alam, arsitektur, dan kultur budaya Kabupaten Jepara dengan sentuhan sedikit modern. Bahkan sekarang taman Jepara dapat di buat oleh masyarakat umum, taman Jepara kini di bangun di hotel yang bertema Jepara, kantor, dan rumah milik pejabat ataupun pengusaha.

Jeparanese Garden (Jeparanese Park Style) Konsep Taman Khas Jepara adalah taman Tematik Jepara atau disebut Taman Gaya Style Jepara, merupakan sebuah konsep taman baik itu taman rumah, taman kantor, taman kota, dll, yang bercorak Jepara, ditandai dengan adanya ornamen-ornamen khas Jepara, diantaranya:

Padureksan (Paduraksa) Gapura Khas Jepara
Candi Bentar Gapura Khas Jepara
Pemandangan Taman Konsep Gaya Jepara
Pemandangan Taman Konsep Gaya Jepara
Pemandangan Taman Konsep Gaya Jepara



Taman terdapat Macan Kurung

Sangkar di taman berkonsep gaya Jepara

Gazebo di taman berkonsep khas Jepara
Genteng kerpus wuwungan khas Jepara

Genteng khas Jepara di taman berkonsep khas Jepara

Gazebo di taman berkonsep khas Jepara
Dwarapala di taman berkonsep khas Jepara

Lantai di taman berkonsep khas Jepara



Papan peringatan atau papan pengumuman (bagian depan)


Papan peringatan atau papan pengumuman dari bagian belakang dan dari depan

Jumat, 04 Maret 2011

Arsitektur Paduraksa Khas Jepara

Padureksa Jepara merupakan sebuah gapura yang unik di Jepara.
Paduraksa atau juga disebut Padureksan adalah bangunan berbentuk gapura yang memiliki atap penutup, Paduraksa adalah gapura untuk memasuki ruang utama. Paduraksa yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus. Bangunan ini biasa dijumpai pada gerbang masuk bangunan-bangunan lama di Jawa dan Bali, seperti kompleks keraton, makam keramat, masjid, pura, meskipun pada masa sekarang ada pula rumah, kantor, taman yang juga menggunakan gapura semacam ini.

Selasa, 01 Maret 2011

Arsitektur Candi Bentar Khas Jepara

Candi Bentar ini merupakan desain candi bentar khas Jepara terbukti dengan adanya candi bentar ini terletak di Pendopo Jepara. Gapura Candi Bentar adalah gapura untuk memasuki lingkungan terluar, sedangkan Gapura Paduraksa adalah gapura untuk memasuki ruang utama (lingkungan dalam).
Candi bentar adalah sebutan bagi bangunan gapura berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga. Bangunan ini lazim disebut "gerbang terbelah", karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit.
Pada aturan zona tata letak istana atau bangunan penting, baik candi bentar maupun paduraksa merupakan satu kesatuan rancang arsitektur. Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar yang membatasi kawasan luar pura dengan nista mandala (jaba pisan) zona terluar kompleks pura, sedangkan gerbang kori ageng atau paduraksa digunakan sebagai gerbang di lingkungan dalam pura, dan digunakan untuk membatasi zona madya mandala (jaba tengah) dengan utama mandala (jero) sebagai kawasan tersuci pura Bali. Maka dapat disimpulkan bahwa baik untuk kompleks masjid, pura, kantor, maupun tempat tinggal.








Selasa, 11 Januari 2011

Arsitektur Rumah Adat Jepara





Atap Genting Khas Rumah Adat jepara
Rumah Adat Jepara
Pintu Khas Rumah Adat Jepara



Rumah Adat JEPARA atau disebut juga Joglo Jepara adalah Rumah tradisional asal Jepara salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Jepara.

Tata Ruangan

Bahan bangunan Rumah adat Jepara terbuat dari kayu dengan dinding kayu berukir, Memiliki 4 buah tiang di tengah bangunan. menurut pembagian ruangnya adalah sebagai berikut:
  • Ruang Peringgitan
ruang ini dulu untuk menerima/ menjamu tamu terbatas, sampai saat inipun tempat ini masih dipergunakan untuk dhahar prasmanan dan menerima tamu. Namanya rono kaputren (yang ukirannya tembus) atau berlubang dan yang blok ukir namanya rono kaputran.
  • Ruang keluarga
tempat/ruangan ini dulu dipergunakan untuk berkumpulnya keluarga.
  • Ruang pingitan
pengertian dipingit tidak di ruangan ini terus, boleh keluar tapi dengan batasan depan ada rono (ukiran yang tembus/berlubang) dan belakang ada tembok yang tinggi, dan pengertian dipingit adalah menunggu lamaran dari pria yang tidak dikenalnya.
  • Pawon
biasa digunakan untuk masak, belajar dan melihat televisi.
  • Pakiwan
Untuk halaman depan rumah, terdapat sumur pada sebelah kiri yang dinamakan Pakiwan, yang juga berfungsi untuk kamar mandi.

Filosofi

Keunikan dan keistimewaan Rumah Adat Jepara (Joglo Jepara) tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir kualitas tinggi, dan Atap dari genting dan khusus kerpus memiliki motif gambar wayang. tetapi juga pada kelengkapan komponen-komponen pembentuknya yang memiliki makna filosofis berbeda-beda. Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:
  • Menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas
  • Membelakangi gunung dengan maksud agar tidak congkak dan tinggi hati
  • Atap berujud pegunungan dengan maksud religius yaitu Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya.
  • Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.
  • Tiga buah pintu di depan merupakan perwujudan hubungan antara : Manusia dengan Tuhan, Manusia dengan manusia, Manusia dengan alam.

Selasa, 04 Januari 2011

Arsitektur Lentera Khas Jepara

Impes merupakan lentera atau lampion khas Kabupaten Jepara tepatnya dari  Desa Kriyan, Bakalan, dan Robayan (Kecamatan Kalinyamatan).
Impes Tradisional terbuat dari kertas
Impes terbuat dari kain


Impes modern terbuat dari kaca


Senin, 03 Januari 2011

Arsitektur Genteng Khas Jepara





Keunikan dan keistimewaan Rumah Adat Jepara (Joglo Jepara) tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir kualitas tinggi, dan Atap dari genting dan khusus kerpus memiliki motif gambar wayang. tetapi juga pada kelengkapan komponen-komponen pembentuknya yang memiliki makna filosofis berbeda-beda.



 Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:
  • Menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas
  • Membelakangi gunung dengan maksud agar tidak congkak dan tinggi hati
  • Atap berujud pegunungan dengan maksud religius yaitu Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya.
  • Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.
  • Tiga buah pintu di depan merupakan perwujudan hubungan antara : Manusia dengan Tuhan, Manusia dengan manusia, Manusia dengan alam